Sumber foto: Pexels.com |
“Menjadi
Indonesia adalah menjadi manusia yang bersiap memperbaiki keadaan, tetapi
bersiap pula untuk melihat bahwa perbaikan itu tidak akan sempurna dan ikhtiar
itu tidak akan pernah selesai.”
Goenawan
Mohamad
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat
sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang
lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini
memberikan kesadaran akan ‘ketidakberdayaan’ manusia dalam memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Kehadiran manusia di tengah-tengah
sesamanya adalah kodratiah. Hidup merupakan relasi, jaringan keterikatan yang
vital dan perlu. Seorang individu terjalin secara tidak terpatahkan dengan
sesama, dengan keluarga, tanah, alam, dan dengan misteri hidup yang transenden.
Dalam hidup dengan sesamanya, yang lazim disebut hidup bermasyarakat.
Indonesia sebagai bangsa
yang majemuk. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
penduduk Indonesia sekitar 230 juta jiwa dan 25% dari jumlah penduduk tersebut
atau 57,81 juta jiwa adalah pemuda. Pemuda ibarat aset bangsa yang tidak
ternilai harganya. Kemajuan suatu bangsa tergantung dari bagaimana pemuda ikut
urunan mengatasi solusi permasalahan bangsa atau problem solver. Menjadi
bagian dari para pemuda adalah keniscayaan yang terus memberikan panji-panji
nasionalisme akan sebuah perubahan. Tentu perubahan tersebut sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat “…. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Eksistensi pemuda
merupakan suatu hal yang patut disyukuri karena beragam kreatifitas dan aksi
yang dilakukan turut mewarnai mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di
berbagai daerah di Indonesia sesuai kapasitasnya masing-masing. Misalnya, keikutsertaan
sebagai relawan Mobil Baca (MoBa), suatu program dari Dompet Dhuafa Pendidikan.
Bentuk kegiatan ini sebagai sarana pelayanan kepada warga baik pelajar maupun
masyarakat dengan menghadirkan akses baca buku gratis dan berkualitas secara
bergantian dari satu lokasi ke lokasi yang lainnya. Pun kegiatan layanan
lainnya ialah story telling, read aloud dan sebagainya. Pembekalan
dan pembinaan yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat dengan pendekatan
yang objektif. Pada kesempatan ini, dimana relawan juga mempelajari bentuk
kegiatan asesmen, pemetaan sosial, hingga evaluasi secara terukur sehingga
penerima manfaat merasakan kebermanfaatan dari program MoBa. Kehadirannya untuk
bermanfaat bagi sesama merupakan suatu nilai yang begitu berharga.
Makna
Relawan sebagai Pahlawan Bangsa
Volunterisme adalah adalah sebuah
bentuk kegiatan kesukarelawanan, yang sedang berlangsung, terencana, perilaku
menolong yang meningkatkan kesejahteraan orang lain, tidak menawarkan
kompensasi keuangan, dan biasanya terjadi dalam konteks keorganisasian. (Clary
et al, 1998; Finkelstien, 2009; Penner, 2002; dalam Widjadja, 2010).
Secara reflektif, memaknai istilah
relawan atau volunterisme adalah kesempatan menjadi orang baik dan terbaik
tidak hanya pribadi tetapi bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bahwasanya di
dalam ajaran agama saya, yakni Islam tersirat makna yang lugas terpatri pada
Q.S Ali Imran ayat 110, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar….” Ruh
kerelawanan ibarat pahlawan bangsa yang berjuang melawan ketidakadilan sosial
atau tindakan kepahlawanan yang menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa
bagi pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. Jika masyarakat
Indonesia baik secara kesadaran individu maupun kolektif maka kelak akan terwujudnya
Indonesia Dermawan.
Menjadi relawan adalah aksi baik yang
dilakukan secara gotong royong dan dilakukan tanpa pamrih. Mari bergiat bersama
sebagai relawan karena relawan adalah pemimpin masa depan bangsa.
#ParadeRelawan2020SR
#GerakanKerelawanan
#RelawanIndonesia
#KebaikanIndonesia
#SekolahRelawan
Penulis
Muhamad
Handar
----
Referensi:
Widjadja,
Emmeline. (2010). Motivation Behind Volunteerism. Claremont McKenna
Colleger Senior Theses. Paper 4.
0 Comments:
Posting Komentar