Oleh:
Muhammad Handar
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Mencari
ilmu merupakan passion saya sebagai
manusia pembelajar. Memanusiakan manusia menjadi kepribadian yang utuh adalah
suatu tekad dalam menjalani kehidupan ini. Berpijak kepada rasionalitas, logika
terimplementasi dari ungkapan Filsuf Perancis,”Aku Berpikir Maka Aku Ada”. Dentuman kalimat tersebut yang
membuncah jiwa saya ini tuk melekat mencari hakekat ilmu lebih mendalam.
Berbagai
adagium yang melekat di benak saya, diantaranya; ‘Saya hanyalah manusia pembelajar’ mengutip pernyataan Andreas
Harefa. ‘Jangan tanyakan apa yang negara
berikan kepadamu, tapi tanyakan kepada dirimu apa yang kau berikan untuk negara’,
ungkap John F Kennedy. Dua adagium tersebutlah yang membuat inspirasi saya,
tokoh dalam membangun suatu peradaban. Lihat saya pribadi tidak pernah lepas
dari suatu kealfaan. Baik dan buruknya terlihat dari suatu moralitas atau
karakter pribadi seseorang.
Kembali
ke passion saya, bergabung menjadi
bagian keluarga besar Akademi Berbagi Bekasi langkah konkrit bagi saya sebagai
manusia pembelajar. Tidak melulu menghasilkan suatu teori di dalam ruang
perkuliahaan, namun manusia sejati mampu juga beradaptasi di luar kegiatan
kampus dalam membentuk kepribadian utuh berjiwa ‘otodidak knowledge’.
Masuk
ruang 201 menjadi saksi biksu bagi saya. Ada dua moment penting terjadinya
perhelatan di Unisma Gedung H ini. Pertama, tahun 2008 menjadi awal bagi saya
dalam menempuh tes SNMPTN, dan Kedua, kontrak sosial sebagai relawan Akademi
Berbagi Bekasi. Sangat mengesankan, dan tertulis dalam pena sejarah saya.
Waktu
menunjukkan jam 9.00 WIB dan acara pun tiba. Menyantap materi begitu luar biasa
dengan pembicara yang juga begitu luar biasa. Dihadiri oleh pembicara yaitu
Bapak Wijaya Kusumah yang sering disapa Om Jay. Dan Bapak Amril Taufik Gobel,
kemampuan fiksi yang begitu luar biasa. Materi tentang “Kiat menulis buku dan
Blogging” suatu nestapa bahwa kehidupan berbagi itu perlu dan berbagi itu
happy.
Suasana
ruang 201 tampak antusias sekali, berbagai pertanyaan atas rasa keingintahuan
yang begitu tinggi mengalir dengan deras. Meskipun acara berlangsung selama
tiga jam, namun sangat besar sekali manfaat yang dirasakan. Sungguh suatu
keberkahan mendapatkan hal itu semua melalui perantara Akademi Berbagi Bekasi
sebagai avant garde bagi pengembangan
keilmuan di Bekasi. Tiada gading yang tak retak, berharap Akademi Berbagi
Bekasi merupakan titian dalam memenuhi ‘haus
kalau tidak menulis dan lapar kalau tidak membaca’, ungkap Om Jay. Serta
tambahan kutipan dari Taufik Ismail,’Rabun
Membaca akan mengakibatkan lumpuh menulis.’
Salam
Inspirasi . . .
0 Comments:
Posting Komentar