“Sejarah hari ini adalah kreasi masa lalu, sejarah masa depan adalah bagaimana kita membentuknya hari ini. Sebab sejarah adalah pola yang berulang dan mari kita berkarya dalam sejarah hidup kita”
(Inggar Saputra)
Oleh:
Muhamad Handar
Realitas kehidupan tergambar jelas dalam kolosal lembaran hidupku. Memandang segala fenomena yang melintas disegala hulu maupun hilir. Menghiasi fakta dalam sebuah berita yang terpampang melalui media. Tindakan membutuhkan uluran tangan dari pihak-pihak yang sadar bagi dunia ini. Kebuntuan hanya dapat ditemukan apabila tidak ada satu manusia pun yang bermoral dalam hidup ini.
Sketsa itu terlihat jelas dalam kolosal lembaran hidupku sebagai contoh ketika banyak generasi muda atau remaja terlibat aksi tawuran, narkoba, nikah dini, pelecehan seksual dan sebagainya menjadi polemik setiap hari nan padam tanpa henti. Padahal bila berpikir sejenak tumpuan bangsa ini terletak ditangan generasi muda atau remaja. jika berdasarkan data jumlah remaja di Indonesia, sekitar 26,7% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 63,4 juta jiwa (Vivanews, 2012), jumlah yang cukup besar, dari 63, 4 juta jiwa tadi sekitar 58 juta adalah Pelajar (Antaranews, 2012) da sekitar 4,8 juta adalah mahasiswa (Kompas, 2011). Selain itu, jika mengutip data UNFPA, jumlah penduduk Indonesia saat ini, sekitar 60 juta jiwaadalah pemuda.
Aset bangsa ini besar terlihat jumlah pemuda yang begitu besar, bahkan jumlah pemuda Indonesia saat ini hampir menyamakan jumlah penduduk Inggris. Namun, Hal itu berbanding terbalik dikarenakan moralitas ditangan pemuda yang tak kunjung padam, sebagaimana contoh kasus yang terjadi di wilayah Jabodetabek, terdapat 17 remaja tewas dalam tawuran di wilayah Jabodetabek sejak 1 Januari 2012 hingga 26 September 2012 (Tempo, 2012) belum lagi jumlah pelajar yang tewas dikota lain, hal lain yang juga patut diperhatikan adalah kasus seks bebas. Survei Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 33 provinsi dari Januari sampai dengan Juni 2008 didapatkan 62,7% remaja SMP tidak perawan. Sementara menurut Kepala BKKBN Pusat , Sugiri Syarif tahun 2009 dikatakan 22,6% remaja termasuk penganut seks bebas. Berdasarkan data Pusat Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2008 didapatkan tidak kurang dari 2,5 juta kasus aborsi ditemukan di Indonesia setiap tahunnya.
Hal tersebut tidak dapat dibiarkan lebih lanjut, perlu dukungan dari berbagai stakeholder menumbuhkan atau menanamkan kembali budaya moral dan nilai-nilai bangsa yang kini hampir padam melalui membumikan pilar kebangsaan dalam segala aspek kehidupan dikarenakan melalui pilar kebangsaan baik disosialisasikan di sekolah, kampus, masyarakat umum berupa diskusi, seminar, workshop dan sebagainya sebagai upaya meminimalisasi dampak arus globalisasi yang mengancam bangsa ini dari keterpurukan. Rekomendasi lain yakni memberdayakan kembali guru bidang PPKn dalam menumbuhkan semangat rasa nasionalisme dan patriotisme serta membentuk moral bangsa melalui sebuah karya, inovatif dalam pembelajaran dan sebagainya.
0 Comments:
Posting Komentar