JEJAK KEBAIKAN LEWAT CAMPAIGN.COM

 

Berkehidupan dengan saling bertenggang rasa kepada sesama akan memberikan aura positif dan semangat menjaga keharmonisan yang hakiki. Kekuatan silaturahmi menjadi modal sosial pemersatu kerukunan yang bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Semakin menggiatkan silaturahmi begitu banyak energi positif mengalir yang tanpa kasat mata dianugerahi ‘pintu rezeki’ dari-Nya.

Masih ingatkah sebuah laporan World Giving Index (WGI) yang dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF) bahwa informasi laporan tersebut menempatkan Indonesia di peringkat pertama dengan skor 69% sebagai negara dermawan di dunia setelah Kenya (58%) dan Nigeria (52%). Lalu siapakah The World Giving Index (WGI) tersebut? The World Giving Index (WGI) adalah laporan tahunan yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation untuk mengukur seberapa dermawan suatu negara. Adapun indikator untuk mengetahui kedermawanan dapat diidentifikasi tiga hal, yakni menyumbang pada orang asing, menyumbang uang, dan kegiatan kerelawanan.[1]

Gambaran laporan tersebut memberikan rasa bersyukur bahwa masih terdapat orang baik di negara kita dengan segenap pikiran/ide, tenaga, dan materil bergotong-royong saling membantu dari orang yang mampu kepada yang membutuhkan begitu pun sebaliknya, yang mendapatkan bantuan atau pertolongan menularkan semangat berbagi kepada lainnya sehingga rantai kebaikan tidak akan terputus melainkan terkoneksi tanpa jiwa pamrih.

Pada saat pandemi Covid-19 merebak ke berbagai daerah di Indonesia sejak Maret 2020, bukanlah hal baru sikap kedermawanan masyarakat Indonesia teruji, dengan itikad ‘bumi pertiwi pulih dan bangkit’ saling berlomba-lomba dalam kebaikan berbagai jenis aktifitas baik individu, komunitas, institusi/lembaga, maupun masyarakat memberikan aksi pertolongan dengan sigap sebagai relawan atau wujud materil lainnya sehingga krisis yang terjadi segera berakhir. Perihal berbuat baik tidak harus ketika ada uang baru tersentuh untuk bertindak, dengan terlibat memanfaatkan berbagai platform sosial media sebagaimana sejak adanya inisiasi anak muda melalui campaign.com

Campaign.com sebuah start up yang berfokus dalam bidang sosial. Platform tersebut menjadi media penghubung antara individu atau kelompok yang memiliki gagasan ide sosial atau projek sosial (organizer) kepada pendonor yang mendukung aksi kebaikan. Contohnya, Indonesian Future Leaders (IFL) Yogjakarta sebagai organizer yang memanfaatkan platform tersebut dengan menggagas ‘Fighting Covid-19’ dengan tagline ‘Satu Gerakan, Satu Semangat dari Kota Istimewa’.

Sumber: Campaign.com

Adapun langkah-langkah bagi organizer dalam merancang suatu kampanye sosial di aplikasi Campaign #ForChange, maka perlu memerhatikan hal sebagai berikut:

1.       Tantangan Harian adalah tantangan yang dilakukan selama minimal 7 hari dengan jenis aksi yang sama.

2.       Tantangan Beragam adalah tantangan yang dilakukan dengan minimal 4 jenis aksi yang berbeda-beda.

3.       Aksi yang diajukan bersifat tidak menyinggung SARA, bernada provokasi, membawa kepentingan politik, melanggar hukum dan norma, serta tidak mempromosikan suatu platform (konten webinar, bentuk twibbon, screenshot media sosial, jual beli produk, dsb).

4.       Dikarenakan anjuran stay at home pada masa pandemi COVID-19, semua Aksi yang diajukan diharapkan dapat dilakukan tanpa melanggar aturan pembatasan sosial (berkerumun dan berkumpul).

5.       Challenge yang telah selesai wajib memberikan laporan penggunaan donasi sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para pendukung dan pihak pemberi Sponsor.

Secara garis besar langkah tersebut begitu mudah namun konsep dan eksekusi harus dibuat sebaik mungkin sehingga terealisasi program kampanye sosial tersebut dan kebermanfaatan bagi sesama.

Istilah Planning secara sederhana dapat diartikan sebagai perencanaan, yaitu “perincian secara teratur dan berurutan tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Tahap merencanakan dan membuat program sesuai dengan apa yang telah diketahuinya dalam tahap fact finding.” (Yulianita, 2001). Kemudian, perencanaan menurut GR Terry adalah “memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”. (Hasibuan, 1996).

Dengan demikian, perencanaan yang baik akan memberikan dampak yang luar biasa. Dengan potensi anak muda yang begitu melek dengan teknologi, perubahan banyak yang tercipta jika tetap mengutamakan kolaborasi, sinergi, dan empati sosial yang tinggi. Sebagaimana mengutip adagium Goenawan Mohammad, “Menjadi Indonesia adalah menjadi manusia yang bersiap memperbaiki keadaan, tetapi bersiap pula untuk melihat bahwa perbaikan itu tidak akan sempurna dan ikhtiar itu tidak akan pernah selesai.”

---

Referensi:

Gregory, Anne. 2004. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Jakarta: Erlangga. Edisi kedua

Yuningsih, Ani. 2006. “Peran Strategis Profesi Public Relation dalam Membangun Kemitraan Berbasis Nilai Spiritual”. Bandung. Dalam e-journal Unisba Volume XXII, Nomor 4 edisi 2006.

https://kumparan.com/millennial/5-alasan-kenapa-kita-harus-menularkan-kebaikan-1tId0uvMlaH/full

https://filantropi.or.id/indonesia-kembali-jadi-negara-paling-dermawan-di-dunia/



#BantuSesamaTanpaKeluarUang
#SemuaBisaJadiChangeMakers

ATUR ULANG BERPROSES



Sumber foto: pexels.com


Ketika ingin berkompetisi dalam jenis lomba apapun tersirat dalam hati ingin bisa meraih juara tiga besar. Menapaki puncak sebagai juara pastinya ada tantangan demi tantangan yang harus dihadapi baik secara mulus maupun berat. Puncak juara adalah impian para pemburu kompetisi. Tujuan akhir dari juara tersebut agar bisa menikmati karya penulis dan menjadi portofolio penulis hingga terus tiada henti berkarya.

Dalam setiap kompetisi selalu mengajarkan banyak hal, yaitu kegigihan, kejujuran, bertanggung jawab dalam proses, berusaha banting tulang mencari ide yang sangat tepat jitu bagi solusi yang ditawarkan. Rekam jejak bersusah payah demikian akan membentuk pribadi agar tidak gentar ketika menghadapi persaingan kompetisi yang sebenarnya terutama di dunia kerja.

Memahami potensi diri harus terus digali dimana letak kesungguhan untuk berbuat lebih dari manusia pada umumnya. Kompetisi memang tidak melulu berbicara obsesi untuk bisa meraih juara, proses untuk menuju puncak apalagi kalo bisa menjadi juara terus menerus pasti kompetensi pribadi yang sudah terbentuk sangat baik. Diatas keberhasilan pasti ada kegagalan, kegagalan demi kegagalan sebagai buah kunci pengalaman yang berharga agar menikmati daya guna sehingga bisa move on dan berprestasi tiada akhir.

Melihat rekam jejak bagi mereka yang terus berprestasi dan juara hingga terus menerus adalah sumber inspirasi agar tidak berdiam diri dan melangkah penuh keyakinan bahwa kelak suatu saat bisa seperti mereka yang telah berada diatas puncak. Kuncinya terus mau berjuang dan atur ulang jiwa berproses, ya utama berkompetisi selama ini hanya memikirkan dan selalu memikirkan agar bisa jadi juara dan ketika tidak dapat juara akan males untuk berkompetisi lagi. Atur ulang berproses dan beyond the limit. Semangat!

Relawan (adalah) Pahlawan Bangsa



Sumber foto: Pexels.com


Menjadi Indonesia adalah menjadi manusia yang bersiap memperbaiki keadaan, tetapi bersiap pula untuk melihat bahwa perbaikan itu tidak akan sempurna dan ikhtiar itu tidak akan pernah selesai.”
Goenawan Mohamad

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan ‘ketidakberdayaan’ manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kehadiran manusia di tengah-tengah sesamanya adalah kodratiah. Hidup merupakan relasi, jaringan keterikatan yang vital dan perlu. Seorang individu terjalin secara tidak terpatahkan dengan sesama, dengan keluarga, tanah, alam, dan dengan misteri hidup yang transenden. Dalam hidup dengan sesamanya, yang lazim disebut hidup bermasyarakat.

Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta jiwa dan 25% dari jumlah penduduk tersebut atau 57,81 juta jiwa adalah pemuda. Pemuda ibarat aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Kemajuan suatu bangsa tergantung dari bagaimana pemuda ikut urunan mengatasi solusi permasalahan bangsa atau problem solver. Menjadi bagian dari para pemuda adalah keniscayaan yang terus memberikan panji-panji nasionalisme akan sebuah perubahan. Tentu perubahan tersebut sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat “…. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Eksistensi pemuda merupakan suatu hal yang patut disyukuri karena beragam kreatifitas dan aksi yang dilakukan turut mewarnai mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia sesuai kapasitasnya masing-masing. Misalnya, keikutsertaan sebagai relawan Mobil Baca (MoBa), suatu program dari Dompet Dhuafa Pendidikan. Bentuk kegiatan ini sebagai sarana pelayanan kepada warga baik pelajar maupun masyarakat dengan menghadirkan akses baca buku gratis dan berkualitas secara bergantian dari satu lokasi ke lokasi yang lainnya. Pun kegiatan layanan lainnya ialah story telling, read aloud dan sebagainya. Pembekalan dan pembinaan yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat dengan pendekatan yang objektif. Pada kesempatan ini, dimana relawan juga mempelajari bentuk kegiatan asesmen, pemetaan sosial, hingga evaluasi secara terukur sehingga penerima manfaat merasakan kebermanfaatan dari program MoBa. Kehadirannya untuk bermanfaat bagi sesama merupakan suatu nilai yang begitu berharga.

Makna Relawan sebagai Pahlawan Bangsa

Volunterisme adalah adalah sebuah bentuk kegiatan kesukarelawanan, yang sedang berlangsung, terencana, perilaku menolong yang meningkatkan kesejahteraan orang lain, tidak menawarkan kompensasi keuangan, dan biasanya terjadi dalam konteks keorganisasian. (Clary et al, 1998; Finkelstien, 2009; Penner, 2002; dalam Widjadja, 2010).

Secara reflektif, memaknai istilah relawan atau volunterisme adalah kesempatan menjadi orang baik dan terbaik tidak hanya pribadi tetapi bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bahwasanya di dalam ajaran agama saya, yakni Islam tersirat makna yang lugas terpatri pada Q.S Ali Imran ayat 110, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar….” Ruh kerelawanan ibarat pahlawan bangsa yang berjuang melawan ketidakadilan sosial atau tindakan kepahlawanan yang menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. Jika masyarakat Indonesia baik secara kesadaran individu maupun kolektif maka kelak akan terwujudnya Indonesia Dermawan.

Menjadi relawan adalah aksi baik yang dilakukan secara gotong royong dan dilakukan tanpa pamrih. Mari bergiat bersama sebagai relawan karena relawan adalah pemimpin masa depan bangsa.

#ParadeRelawan2020SR
#GerakanKerelawanan
#RelawanIndonesia
#KebaikanIndonesia
#SekolahRelawan

Penulis
Muhamad Handar
----
Referensi:
Widjadja, Emmeline. (2010). Motivation Behind Volunteerism. Claremont McKenna Colleger Senior Theses. Paper 4.

#The Secret


Kemampuan berbicara dengan baik adalah keniscayaan komunikasi yang efektif dimiliki oleh setiap orang, namun jika dalam situasi berhadapan dengan publik perlu banyak pertimbangan bahkan belum terampil atau percaya diri untuk menyampaikannya.

Ada beberapa faktor yang biasa ditemui ialah jam terbang yang sedikit, mengikuti berbagai pelatihan hanya saja belum optimal diaplikasikan, dan dilakukan secara otodidak melalui buku pun mampu asalkan punya kemampuan percaya diri yang baik.

Secara reflektif dan evaluatif mutlak diperlukan agar bisa berhasil menjadi seorang pembicara yang baik. Kekeliruan muncul manakala jika tidak siap menerima kritikan dan/atau saran hal tersebut secara lambat laun akan tumbang dengan sendirinya.

Jika ia tetap demikian dan tidak merubah pola pikirnya untuk belajar mencari ilmu yang lebih baik, maka yang terjadi adalah ia selalu berada pada posisi yang sama seperti dulunya. Lebih-lebih jika tidak ada yang menasihati kekeliruannya saat tampil, maka ia selalu berada dalam kesalahan. Prinsip yang dikenakan adalah “yang penting action, nggak usah pakai teori segala.” (Hal. 5)

Kenali suatu keahlian dalam diri pribadi khususnya kemampuan berbicara di depan umum, menurut Ustadz Muhammad Maliki ada tiga hal yang menjadi unsur utama yang harus kalian ketahui, diantaranya strong why (dorongan kuat, niat), tools (alat, cara, ilmu), dan habits (action, pengulangan).

Kejar Ide


Sumber foto: Pexels.com

Malam semakin menggugah dengan rayuan bulan yang begitu syahdu. Kerlip bintang seakan berdamai dan bisa memenuhi waktu dengan baik. Kini, secangkir kopi sangat pas menemani diluar kebisingan yang terus melanda.
.
Semakin senyap dan seakan bisa menyelami imajinasi yang kian bertebaran. Tidak seberapa hebat apa yang akan terjadi setelahnya. Mencoba terus sampai titik pencapaian yang bisa dilalui dengan optimis. Lalu, ketukan lamunan buyar, rekanku semakin mengangkat ide yang realistik ditengah padatnya konsep yang tak selesai.
.
Satu dari sekian obrolan yang membangun, tersadar akan pesan yang menjadi catatan penting ialah jadilah driver dan do the best serta berkarya dengan yang terbaik bagi orang lain maka mereka pun akan terbantu dengan hal tersebut.
.
Menjaga dengan penuh kesungguhan, lalu dihantarkan dengan masukan yang berarti menjadi malam yang begitu bermakna. Mungkin, sebaran yang dibutuhkan hingga saat ini ialah fokus dan bertindak nyata. Sip. 

Pejuang Tangguh


Sumber foto: pexels.com


Saat mentari terbit ada harapan yang mengalir akan lebih baik dan menjadi nyata.
Aku percaya bahwa segala sesuatunya harus bermodalkan dengan rasa bersyukur.
Melihat ragam orang-orang yang fokus dan tekun dibidangnya ialah karena bersyukur.
Kalau intropeksi yang ada menumbuhkan gelora yang membangkitkan jiwa.
Kelak ada kebahagiaan sehingga segala sesuatu yang penuh berupaya akan ada hikmahnya.

Mengungkapkan rasa bersyukur harus terus menjadi suatu kebiasaan yang hakiki.
Mengukir makna setiap episode kehidupan yang dramatis dan penuh juang.
Segala hal bisa dilakukan dengan baik asal mandiri, keras, dan tegas.
Baiklah, sejatinya lakukan yang terbaik, terbaik, dan terbaik.
Harus bisa mewujudkan segala daya upaya untuk bisa meraihnya. Aamiin.


Bersahabat dengan Ilmu



sumber foto: pexels.com 


Dalam berkegiatan yang diperkuat dengan hasrat yang mumpuni dalam mempelajari suatu hal yang baru (ilmu_baca), niscaya jadi lebih bermakna sebab diketahui menjadi modal yang baik bagi pembelajar sejati.
.
Meyakini dan menguatkan bagi yang menuntut ilmu bahkan dalam sebuah hadist dipertegas kembali dan menjadi reminder pribadi. Salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, dari hadits Abu Hurairah ra, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga……”
.
Mari terus motivasi diri ke arah yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama. Perkaya ilmu pengetahuan yang baik kelak ketika manfaatnya dirasakan bagi yang menjalani sebagai bagian refleksi, semoga segala sesuatu bisa berguna dan memberdayakan terhadap orang lain yang membutuhkannya. Sip.