LIPUTAN SABANGMERAUKE BATCH II : SEJARAH BANGSAKU DAY



Jakarta, 3 Juli 2014 merupakan salah satu rangkain agenda dari SabangMerauke Batch II yaitu hari Sejarah Bangsaku. Disini alhamdulillah saya sebagai Kakak SabangMerauke Batch II terpilih. Peran saya disini sebagai mentor atau pendamping bagi Anak SabangMerauke. Saya mendampingi Sekundus yang berasal dari Kalimantan Barat, Suatu momen terindah yang pernah saya alami, rasakan, dan lain-lain.
 

SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali) adalah program pertukaran pelajar antar daerah yang berupaya membuka cakrawala anak-anak Indonesia, untuk menjadi pribadi yang berpikiran terbuka, memahami arti penting pendidikan, dan menghargai keberagaman sebagai hal positif demi terciptanya kehidupan damai dan penuh toleransi. Selanjutnya, hal tersebut dirumuskan ke dalam tiga pilar SabangMerauke; toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesia-an. Info selanjutnya dapat dilihat : http://sabangmerauke.org/ 



MOZAIK 1 : ANGKUH TAK BERKESUDAHAN

        
         Cerminan yang terpampang di depan mata seraya kabur menggurita dan biasanya saling berucap satu sama lain. Dia terlihat begitu egois, rupa wajah tersembunyi aura benci yang terselubung. Membosankan ! jika bertanya kepadanya, tak pernah disahut.

         Saat matahari mulai nampak. Kutengok kembali paras diriku di depan cermin tapi tidak seperti biasanya. Sejauh apakah yang dirasakan, tapi kemudian berkehendak hati tak merespon setiap segala peristiwa yang kabur.

         Terkadang sangat begitu jengkel melihat diriku yang selalu mau menang sendiri. Keinginan itu tidak serta merta ingin tumbuh menjadi pribadi yang penuh tamak. Mengelus hati seolah bisa sedikit meredakan emosi. Paling tidak meringankan sejengkal luapan kata-kata yang tidak mengenakan. Semua butuh proses untuk mengendalikan semua yang terjadi. Bila muncul dan selalu membawa raga yang tak berkesudahan. Langkah untuk bisa menyurutnya biasanya ‘menggurutu dalam hati’.

         Persoalan yang tidak bisa mengontrol, tidak mau menjadi bumerang dan merugikan pihak lain yang terkena dampaknya. Kemudian, tak berimbas juga segala motivasi yang mewarnai dan pada akhirnya selalu terjebak dalam stagnasi.

         Ingin menjadi bijak dan sabar. Beragam upaya pun telah dilakukan, salah satunya ialah dengan berpuasa. Namun itu hanya sesaat belaka, diriku tak mau menjadi manusia yang kehilangan kendali. Jika ini terus berlanjut, apalah arti suatu kehidupan.


        
           


PEMUDA SEBAGAI IDE

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan ‘ketidakberdayaan’ manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

         Kehadiran manusia di tengah-tengah sesamanya adalah kodratiah. Hidup merupakan relasi, jaringan keterikatan yang vital dan perlu. Seorang individu terjalin secara tidak terpatahkan dengan sesama, dengan keluarga, tanah, alam, dan dengan misteri hidup yang transenden. Dalam hidup dengan sesamanya, yang lazim disebut hidup bermasyarakat. 

         Masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi secara kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial yang terpola, terorganisasi. Manusia, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebutuhan dapat bersifat individual atau kolektif. Konsekuensinya, selalu ada upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebagaimana berdasarkan teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yang terdiri dari; a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, d) kebutuhan untuk dihargai, e) kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kemudian, hal itu diperkuat sebagaimana penjelasan Herimanto dan Winarno di dalam bukunya Ilmu Sosial dan Budaya Dasar bahwa sejak manusia dilahirkan, ia mempunyai dua keinginan pokok, yaitu a) keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya, b) keinginan untuk menjadi satu dengan sesama alam dan sekelilingnya.[1]

         Menurut Tan Malaka, masyarakat tidak lain sebagai sebuah mekanisme produksi sistem yang dibentuk dari masa lampau (historis) dan realitas kekinian. Masyarakat membentuk pola-polanya dengan sistem adaptasi yang kuat. Masyarakat bagi Tan Malaka adalah sebuah materi, dan produk sosialnya adalah ide. Tesis Tan Malaka tentang masyarakat adalah bukan ide yang menentukan keadaan masyarakat dan kedudukan seseorang dalam masyarakat, melainkan sebaliknya, keadaan masyarakatlah yang menentukan ide.[2] Jika ditinjau bonus demokrasi Indonesia, berdasarkan data sensus tahun 2010 sekitar 237. 641. 326, dan 25% dari jumlah tersebut atau 57,81 juta jiwa ialah pemuda. 

Potret Pemuda Indonesia

         Kondisi yang terjadi dilapangan banyak pemuda memiliki ruang yang sempit untuk mengembangkan bakat dan minat mereka. Padahal, jika pemuda diberikan ruang yang lebih besar untuk berkembang, pemuda dapat melatih diri mereka dan mengembangkan diri mereka melalui kegiatan yang mereka minati. Kurangya perhatian pemerintah terhadap pemuda secara tidak langsung telah berdampak kepada tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. 

         Dampak kronis tingginya jumlah pengangguran, maka akan mengakibatkan berbagai bentuk penyimpangan, seperti narkoba, tawuran antar pelajar/mahasiswa, nikah dini dan sebagainya. Sebagai contohnya, berdasarkan data statistik, jumlah remaja yang terlibat kasus NAPZA sekitar 78% dari 3,2 juta penduduk (SKRRI, 2007), di tahun 2009 jumlah remaja yang terlibat narkoba adalah sekitar 1,1 juta pelajar dan mahasiswa, selain narkoba yang patut disorot ialah tawuran, setidaknya 17 remaja tewas dalam tawuran di wilayah Jabodetabek sejak 1 Januari 2012 hingga 26 September 2012 (Tempo, 2012).[3]
 
         Lalu bagaimanakah nasib generasi penerus bangsa Indonesia bila tidak diberdayakan dengan baik? UN Research Institute for Social Development mengungkapkan bahwa dengan melibatkan pemuda untuk membuat kebijakan yang berhubungan langsung dengan kehidupan pemuda dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan mengambil keputusan mereka. Pemuda merupakan entitas penting dalam gerak maju suatu bangsa. Melalui pengelolaan generasi muda yang tepat, seperempat dari jumlah penduduk tersebut mampu menjadi motor penggerak perubahan yang kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing yang unggul. 

Rumah Belajar Avicenna Solusi Kontribusi Bangsa

         Rumah belajar Avicenna merupakan wadah multifungsi yang digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar bagi masyarakat umum. Rumah Belajar Avicenna hasil karya komunitas kami berdiri semenjak 13 Mei 2013, berlokasi di jalan raya Babelan No. 35 RT.004/01, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. 

         Alasan berdirinya disana berdasarkan pengamatan dikarenakan Babelan merupakan suatu desa / perkampungan yang kurang mendapatkan perhatian dari pemda setempat dalam akses perbukuan, rendahnya minat baca warga sekitar, kurangya keterampilan berwirausaha masyarakat, minimnya lahan bermain bagi anak-anak dalam menunjang kreativitas, kemampuan emosional, dan spiritualitas serta sebagian besar warga Babelan berprofesi sebagai juru parkir dan berdagang, kemudian juga banyak anak-anak yang putus sekolah.

         Dengan demikian, turut serta bersumbangsih bagi daerah ini, karena minimnya perhatian pemda setempat untuk segera ditangani. Jumlah warga disana sekitar 2.500-an orang. Rumah Belajar Avicenna dengan salah satu misinya yaitu memberikan ruang bagi masyarakat untuk berekspresi dan berkreasi serta menggali dan mengembangkan potensi diri.

Referensi:
Herimanto dan Winarno. 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Mulya, Fadjar. 2012. Prestasiku untuk Masa Depan. Jakarta: 959 Publishing
Syaifudin. 2012. Tan Malaka: Merajut Masyarakat dan Pendidikan Indonesia yang Sosialistis. Jakarta: Ar-Ruzz Media


[1] Herimanto dan Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 45
[2] Syaifudin. Tan Malaka: Merajut Masyarakat dan Pendidikan Indonesia yang Sosialistis. (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 138-139
[3] Fadjar Mulya. Prestasiku untuk Masa Depan. (Jakarta: 959 Publishing, 2012), 42-43

HARAPAN UNTUK DPR DI 2015




Kamu suka menulis? Update terhadap perkembangan parlemen di Indonesia? Ingin memberikan masukan terhadap kinerja anggota DPR ?

Terusan info dari mas Yoga Dirga :

Masih ada yang suka bingung gak sama kerjaan nya Anggota DPR itu apa?
Atau mungkin kesal / muak lihat tingkah laku mereka? Ada yang korupsi, tidur pas rapat, atau berantem terus?

Ayo ikuti kegiatan #TemuiWakilmu. Kamu bisa menemui langsung tiga Anggota DPR sekaligus di kantor mereka di Gedung DPR untuk diskusi dengan mereka dan menyampaikan unek-unek kamu.

Caranya gampang, cukup kirimkan esai singkat (tidak lebih dari 1 halaman) tentang harapan kamu untuk DPR di tahun 2015.

Kirimkan tulisan kamu paling lambat hari Sabtu ini tanggal 29 November pukul 13:00 ke TemuiWakilmu@gmail.com

Follow our Twitter: @TemuiWakilmu

Dan lomba ini terbuka untuk siapa saja ...

#TemuiWakilmu


KAJIAN BEDAH BUKU "PROSES KREASI, APRESIASI, DAN BELAJAR"




Halo Anak Muda Bekasi. 
Hadir yukk kajian bedah buku "PROSES KREASI, APRESIASI, DAN BELAJAR" w/ kak Muhamad Handar yang akan diselenggarakan pada Minggu, 30 November 2014 jam 10:00 - 12:00 WIB.
Lokasi sekretariat kami : Jalan Raya Babelan No. 35 RT.004/01 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan. Kabupaten Bekasi. 17610. (Peta terlampir)
Ajak yukk teman-teman kalian, peserta dibatasi maksimal 50 orang karena disesuaikan dengan ruangan Rumbel Avicenna. Acara tersebut gratis.. tis.. tis... 
Notes: Pada saat acara, diharapkan setiap peserta minimal membawa 1 buah buku yang masih layak untuk dibaca, boleh disumbangkan di perpustakaan kami untuk warga baca masyarakat sekitar dan lainnya yang ingin berkunjung. 
Informasi lebih lanjut sila menghubungi:
Diah Rahayu : 089614890970 atau
Mia Alvianita : 08998747416


SENYAP



Canda, riang, dan gembira tak bergaung seperti biasanya bak sepi menyelubung di hunian saya. Suasana prihatin tapi tidak menyurutkan saya untuk tetap terus bedoa kepada-Nya. Kabar itu datang dari Heni, saudara saya. Dia mengabarkan kepada saya, Hilda harus segera di operasi pada esok Sabtu sore, 22 November 2014 jam 17.00 wib dikarenakan terkena penyakit usus buntu.

Pembicaraan yang hanya berlangsung tiga menit via handphone, dan ketidakjelasan signal yang terhubung sehingga komunikasi yang terjadi tersendat-sendat. Dalam hatiku, mungkin efek signal dari rumah sakit. Setelah pembicaraan berakhir, pun saya segera mengabarkan kepada Ibu saya. Tapi saya ingat, malam ini Ibu saya ada agenda pengajian mingguan. Saya pun menunggu kedatangan Ibu.

Hilda adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, dan Heni ialah anak sulung dari pasangan Bapak Hasanudin (Alm.) dan Ibu Rustiati (Almh.). dalam struktur keluarga dapat dikatakan Bapak Hasanudin, biasa saya panggil beliau Om semasa hidupnya adalah adik dari bapak saya. Dikarenakan takdir telah berkehendak, maka Heni, Hana, dan Hilda diasuh oleh keluarga saya.

Sekitar jam 21.15 wib, akhirnya Ibu saya pun tiba. Langsung saja saya kemukakan pada inti persoalan yang terjadi, dan langsung menghubungi Heni disana. Bla bla bla… keputusan yang saya dengar dari Ibu saya, “ya harus segera di operasi” ujarnya. “Keterangan dokter pun disana mengatakan kondisi tubuh di bagian perut sudah tinggi, kalo tidak ditangani sekarang akan berbahaya nantinya”. Tambahnya.

Singkat cerita, kami pun bergegas menyiapkan pakaian dan lain-lain. “Ya Allah semoga keluarga kami ditabahkan dan diberikan kesabaran dalam menjalani cobaan ini serta diberikan kelancaran dalam menjalani operasi besok” batinku.

***


The Power of 1.8 Billion: Adolescents, Youth and the Transformation of the Future

Dear Teman-teman,

Dalam rangka peluncuran laporan situasi kependudukan dunia (State of the World Population) 2014 yang berjudul “The Power of 1.8 Billion: Adolescents, Youth and the Transformation of the Future”. Selain itu, UNFPA Indonesia juga akan meluncurkan publikasi yang berisi 21 profil inspiratif anak muda Indonesia berjudul "Investing in Young People in Indonesia: Inspirational Young Leaders Driving Social Change."

Dalam kaitannya dengan hal ini, UNFPA Indonesia bersama BKKBN mengadakan serangkaian kegiatan bersama dengan generasi muda, yaitu:
· Peluncuran State of the World Population, 28 November 2014, Pukul 9-11 pagi di Ballroom 1 Hotel JS Luwansa, Rasuna Said.
· Youth Blast: Young People Driving Social Change, 28 November 2014, Pukul 2-5 sore di Ballroom 1 Hotel JS Luwansa, Rasuna Said.
Oleh karena itu, kami ingin mengundang teman-teman generasi muda untuk dapat menghadiri dan terlibat aktif dalam kegiatan ini. Terlampir kami lampirkan undangan untuk acara pagi dan sore hari.

Untuk konfirmasi kehadiran, teman-teman diminta untuk mengisi formulir eventbrite berikut: unfpaindonesia.eventbrite.com. Ketersediaan tiket bersifat "first come first serve" basis dengan kuota khusus untuk organisasi pemuda sebanyak 100 orang di sesi pagi dan 250 orang di sesi sore. Teman-teman boleh mengikuti kedua acara tergantung ketersediaan tiket.

Undangan ini adalah open invitation untuk Youth Networks, silahkan di share ke Jejaring masing-masing.

Sampai bertemu di acara SWOP ya :)


WORKSHOP PENGOLAHAN NILAI KURIKULUM 2013 UNTUK GURU MATA PELAJARAN



Workshop Pengolahan Nilai Kurikulum 2013 untuk Guru Mata Pelajaran
(Peserta Terbatas untuk 30 Orang)

Rumah Belajar Avicenna Babelan Bekasi, mengundang Bapak/Ibu Guru untuk mengikuti workshop Pengolahan Nilai Kurikulum 2013 menggunakan aplikasi MS. Excel. Materi workshop meliputi panduan pencapaian kompetensi peserta didik dan praktik langsung mengolah nilai (Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan) sampai menjadi Nilai Akhir (NA) dengan konversi nilai yang telah disesuaikan dengan panduan penilaian pencapaian kompeteni peserta didik terbaru (Materi Pendampingan Kurikulum 2013 tahun 2014).

Kegiatan akan dilaksanakan pada :
Hari/Tgl          : Minggu, 16 November 2014
Waktu            : Pukul 08.00 – 13.00 Wib
Tempat          : Rumah Belajar Avicenna Babelan
                           Jl. Raya Babelan No. 35 Rt.04/01 Kel. Kebalen Kec. Babelan Kab. Bekasi
                           (Dekat BRI Babelan)
Pemateri       : Dahli Ahmad, M.Pd
                           (Ketua Ikatan Guru Indonesia Bekasi & Mentor Progran SSQ (School System and Quality) C3, Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia CTLD UIN Jakarta)

Sharing Fee        : Rp.50.000,-
Fasilitas                                : 
1.       Aplikasi Pengolah Nlai Guru Matpel
2.       Hand Out (Soft Copy)
3.       Sertifikat
4.       Snack

Pendaftaran Visa SMS ke 08568517102, dengan format :
NAMA#INSTANSI#NO.HP#EMAIL#NILAI

Pembayaran di Transper ke:
Bank : BJB KCP Babelan
No. Rek : 0033921829100
a/n : Rumah Belajar Avicenna
Konfirmasi Transper ke : Muhammad Handar 08568517102
___________________________________________________________
Note :
·         Peserta membawa Laptop dan dapat mengoperasikan MS. Excel