KELANA #2

Senin, 18 Mei 2015 hari pertama saya melakukan observasi di SekolahAlam Jingga Life School, Kota Bekasi. Kegiatan observasi ini sebagai tahap kedua setelah melewati tahap 1 yaitu wawancara.
Satu kata yang saya ucapkan, “bersyukur”. Pada tahap kedua ini, saya dikirimkan via email oleh Bu Ria selaku HR SekolahAlam Jingga, berupa jadwal selama proses observasi lima hari kedepan dari tanggal 18 – 22 Mei 2015. Setelah menyimak dan/atau memperhatikan jadwal tersebut, saya berpendapat ini sesuatu hal yang baru saya alami melalui proses seperti ini. Jujur saya harus mengatakan, metode rekruitmen guru seperti ini yang membuat saya tertarik ingin bergabung dan mengabdi bersama di sekolah ini.

Adapun alasan tersebut dikarenakan; Pertama, pada observasi hari pertama ini, saya di dampingi oleh Pak Isnan alias sebagai supervisor SekolahAlam Jingga. Dari beliau saya bisa menjelajahi lebih jauh untuk mengenal lebih dekat baik dari sistem pembelajarannya, lingkungan, perilaku siswa dan termasuk kegiatan yang di dalamnya. Artinya, saya bisa memahami mengenai SekolahAlam Jingga secara holistik. Kedua, SekolahAlam ini merupakan sekolah inklusi, artinya terbuka bagi siapapun. Sejauh pengamatan saya, disini pun terdapat anak yang berkebutuhan khusus, anak yang memiliki IQ di atas rata-rata, ada juga siswa pindahan dari sekolah lain dan beragam unik dan potensi yang mereka miliki.

SekolahAlam Jingga terdiri dari TK, SD, dan Sekolah Menengah. Namun, untuk TK baru tahun ini akan dibuka. Dan di SekolahAlam Jingga, istilah Sekolah Menengah dapat disetarakan jenjang SMP/SMA, akan tetapi SMA diistilahkan dengan Maestro. Untuk SD baru tersedia kelas 1, 2, 3, 4, dan 6. Hal itu dikarenakan, bergantung pada jumlah siswa yang mendaftarkan. Tingkat Sekolah Menengah terdiri dari kelas 7, 8, dan 9 dan per jenjang hanya terdiri satu kelas dengan jumlah siswa maksimal 10-15 siswa. Begitu juga dengan jenjang SMA baru tahun ini akan dibuka.

Lalu, dari segi kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan. SekolahAlam Jingga khusus untuk tingkat menengah menggunakan kurikulum nasional dan kurikulum khas SekolahAlam. Kenapa saya hanya menjelaskan tingkat menengah saja, dikarenakan fokus saya di jenjang sekolah menengah (SM) khususnya kelas 8, saya diamanahkan oleh Bu Herlin selaku Kepala Sekolah Tingkat Menengah untuk mengajar di kelas tersebut. Selanjutnya, pengembangan kurikulum disesuaikan dengan kekhasan Jingga, yaitu menekankan pada 5 konsep dasar: a) Akhlak dan Leadership, b) Bisnis dan Lifeskill, c) Seni dan Kreativitas, d) Lingkungan dan Konservasi, dan e) Logika dan Pengetahuan.

Pun dari segi metode pembelajarannya, SekolahAlam Jingga tingkat menengah menggunakan metode Project Based Learning (PBL). PBL merupakan sebuah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang komprehensif baik dari kelas 7 maupun kelas 9 semua menerapkan metode PBL dan disesuiakan dengan subjek pembelajarannya.

Setelah tahap observasi di hari pertama ini yang berakhir pada jam 12.00 WIB. Sebelum berakhir, agendanya yaitu berupa tes potensi/bakat secara online. Baik siswa maupun guru juga ditelururi bakat dan minatnya sebelum masuk kesini, ujar Bu Ria. Kurang lebih sekitar 15 menit, akhirnya tes potensi secara online selesai juga. Di akhir tes, saya pun juga bisa melihat hasilnya. Dari tes potensi tersebut dapat diperoleh mengenai kekuatan dan kelemahannya.

Potensi kekuatan saya terletak di bidang; a) Administrator, b) Ambassador, c) Creator, d) Educator, e) Mediator, f) Server, dan g) Synthesizer. Dan potensi kelemahan saya terletak di bidang; a) Designer, b) Evaluator, c) Intrepreter, d) Journalist, dan e) Treasury. Serta indikator dilihat dari strengh cluster (%), yaitu a) Networking (29%), b) Generating Idea (29%), c) Elementary, Servicing dan Headman berada pada 14%.

Setelah tes tersebut, saya belum mengetahui terjemahan dari hasil tes potensi tersebut, dikarenakan hasil tes tersebut akan diteruskan oleh petinggi sekolah dan psikolog setempat untuk dikonfirmasi lebih lanjut. Dan ini menjadi suatu pengalaman yang berharga bagi saya.



0 Comments: